Back to Pages

Detail Berita

Live Music Corners Ramaikan Perjumpaan

5 bulan yang lalu

Senin (26/6) malam, para peserta Indonesian Youth Day III Palembang halaman samping Dinning Hall, di sekitar Stand Explore, Jakabaring Sport City. Mereka menumpahkan sukacita mereka sambil menyanyi dan menari dalam acara Live Music Corner. Kegiatan ini dimulai pada pukul 22.00 usai opening ceremony yang dilaksanakan di GOR Dempo yang letaknya selempar batu jauhnya.

Para peserta tuan rumah mempersembahan tarian bergabung dengan para peserta lain dari 36 keuskupan. Mereka berdinamika bersama menciptakan suasana persaudaraan sebagai kawula muda Katolik Indonesia.

Live Music Corners ini diawali dengan animasi beberapa lagu seperti Salam Jumpa, Pekerja Kristus, Kasih Yesus yang dibawakan oleh Tim Animator Indonesian Youth Day 2023. Ada yang unik dari acara ini, panitia sengaja memanggil kontingen dari Keuskupan yang hadir di acara. Dengan semangat jiwa muda, kontingen yang dipanggil segera membawakan kreatifitas mereka. 

OMK Keuskupan Agung Medan, misalnya, menyumbangkan lagu Theme Song KYD dengan judul Tuhan Memilih Kita yang diciptakan oleh Doli Simbolon dan lagu Pariban dari Jakarta. Regio Kalimantan tidak tinggal diam. Sambil berjingkrak-jingkrak, mereka melantunkan lagu Doleng Donado dan Dayak Ganteng. Lantas Pastor Bob dari Keuskupan Atambua menyumbangkan suara emasnya.

Band dari OMK Paroki St. Gregorius Agung Jambi, Dekanat III Keuskupan Agung Palembang, ikut memeriahkan Live Music Corner. 

Menutup acara dengan meriah, persembahan tarian barongan dari Pos Pelayanan Prabumulih, yang mewakili Dekanat II Keuskupan Agung Palembang. Barongan yang merupakan tarian khas Jawa ini dapat ditampilkan dengan apik oleh Aan, Yudis, dan Yugo. Penampilan ini mengisahkan tentang mengusir roh jahat dengan menampilkan 3 tokoh yang digambarkan dengan 1 ular dan 2 naga. 

“Untuk tampil di Live Music Concert kali ini, kami sudah mempersiapkannya selama 1 bulan dengan latihan sebanyak 5 kali,” ujar mereka. 

Terdapat momen lucu dalam pentas barongan kali ini, yaitu sempat terjadi tragedi yang hampir merenggut salah satu keyboard. “Faktor utama kejadian itu adalah akibat pemain terlalu bersemangat. Di dalam topeng atau kostum barongan itu keadaannya gelap, sehingga jadi sulit untuk melihat sekitar,” Kata Yudis, salah seorang pemain Barongan.

“Awalnya masih sedikit lemas, tapi lama-lama jadi asyik banget. Kalau kita lihat juga wah, antusias dari seluruh kaum muda yang ada dari semua keuskupan. Mantap deh,” kata Jojo Maringan dan Veronika Sita kontingen Keuskupan Agung Medan dengan wajah sumringah. **Archangela Kylagempita

Supported