Pengalaman Outing di Pura yang sangat Berkesan bagi Peserta IYD 3 Palembang
5 bulan yang lalu

Selasa (27/6), para peserta IYD dari kelompok Elisabeth grup 38, 39 dan 40 disambut dengan hangat oleh umat di Pura Puseh Dese Dharma Sari. Pura Puseh Dese Dharma Sari merupakan pura terbesar dan pusat dari desa adat yang ada di Kecamatan Lempuing Jaya, tepatnya berada di Desa Lubuk Siberuk.
Di pura tersebut, para peserta IYD berdinamika dengan umat Hindu. Mereka juga mendapat kesempatan untuk mempelajari budaya Hindu. Sambutan yang hangat itu membuat suasana outing menjadi pengalaman yang sangat bermakna bagi para perserta IYD III Palembang.
Perjalanan outing ke Pura Puseh Dese Dharma Sari diawali dengan keberangkatan yang sedikit molor dari jadwal yang telah direncanakan, dimana awalnya keberangkatan dijadwalkan pada pukul 09:00 WIB. Namun rombongan mulai bergerak meninggalkan GOR Dempo – titik kumpul kelompok Elisabeth sebelum menuju ke lokasi outing – pada pukul 09:45 WIB. Keterlambatan ini pun berdampak pada waktu tiba di pura (13:00) yang terlambat 1 jam dari waktu perjanjian dengan pihak pura (12:00).
Namun, hal itu tidak mempengaruhi antusiasme dari para peserta IYD yang berangkat ke tempat itu. Begitu juga dengan umat di pura yang menunggu kedatangan para peserta IYD dengan sabar.
Setibanya di Pura Puseh Dese Dharma Sari, para peserta IYD disambut oleh pihak pura. Dua orang peserta – laki-laki dan perempuan – diberikan cendera mata berupa selendang untuk perempuan dan Udeng untuk laki-laki. Setelah itu, para peserta langsung diajak untuk menyantap makan siang yang sudah disediakan oleh umat. Makan siang hari itu juga sangat istimewa karena menghidangkan berbagai jenis makanan khas Bali seperti Ayam Suwir, Sate Lilit dan Tum Ayam.
Setelah selesai bersantap siang, para peserta pun dipandu untuk masuk ke kelas yang ada di pura. Di sana, para peserta kembali disambut dengan ceremonial sederhana. Tarian kreasi budaya Bali pun ikut ditampilkan dalam ceremonial tersebut. Para peserta juga ikut menari bersama dengan para pemuda Hindu dan membuat suasana di kelas menjadi semakin meriah.
Selesai penyambutan, acara dilanjutkan dengan kata sambutan dan juga materi yang diberikan oleh Bapak Made Sudiartawan, mentor upacara keagamaan di pura tersebut. Pak Sudiartawan merasa sangat berterima kasih atas kujungan OMK dari berbagai daerah di Indonesia.
“Ini pertama kalinya bagi pura kami dikujungi oleh umat dari agama lain. Melalui anak muda kita dapat merasakan kebhinekaan yang luar biasa,” kata Pak Sudiartawan. “Saya berharap, hal ini tetap dipegang teguh oleh kaum muda sampai seterusnya.”
“Rasa persaudaraan kita pada hari ini dibuktikan oleh adik-adik kita umat Katolik. Selama desa adat ini berdiri, baru hari ini kami menerima kunjungan dan kami sangat berterima kasih. Ini memaknai satu toleransi beragama yang sangat luar biasa. Inilah kebinekaan kita yang perlu kita jaga,” tambahnya.
Bapak Made Krisna, selaku ketua PHDI Kecamatan Lempuing Jaya sekaligus ketua Pura Puseh Dese Dharma Sari, berpesan agar OMK tidak hanya beragama dengan baik tetapi juga berbudaya dengan baik.
“OMK harus ikut melestarikan budaya di tempat kalian tinggal. Hal ini sama seperti apa yang terjadi pada orang Bali yang tinggal di Provinsi Sumatera Selatan ini. Masyarakat Bali membawa budaya Bali ke Sumatera Selatan, namun budaya Bali dan budaya Sumatera Selatan harus berjalan beriringan. Contohnya, tari Gending Sriwijaya, salah satu budaya di Sumatera Selatan yang diadaptasi dari budaya Bali,” pesannya.
“Jadi suatu saat Anda harus bangga dengan tempat di mana Anda tinggal, tidak lagi melihat ayah saya dari sini, ibu saya orang ini. Tetapi di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung, di mana kalian tinggal maka dalami budayanya,” pesan Pak Made Krisna.
Setelah Pak Made Krisna memperkenalkan Pura Puseh Dese Dharma Sari dan menyampaikan materi tentang agama dan budaya Hindu, para peserta IYD pun diajak berkeliling pura dan berkenalan secara langsung dengan menggunakan metode praktik. Para peserta IYD dibagi menjadi 3 kelompok dan di dampingi oleh mentor masing-masing.
Kelompok pertama diberikan kesempatan untuk berkeliling melihat-lihat apa saja yang ada di dalam pura didampingi oleh Bapak Made Sudiartawan. Kelompok kedua diajari menarikan tarian daerah Bali, di mana dalam budaya Bali terdapat 2 jenis tarian, yaitu tarian hiburan dan juga tarian sacral. Kelompok ini didampingi oleh Ibu Sheren, Ibu Kadek dan Ibu Dayu.
Kelompok ketiga diajari untuk memainkan musik gamelan. Musik ini biasanya digunakan sebagai iring-iringan dalam upacara adat dan juga keagamaan. Kelompok 3 didampingi oleh Made Junaidi, pemuda Hindu yang merupakan seorang Sarjana Seni. Setiap kelompok diberikan waktu masing-masing 15 menit untuk mendapatkan pelajaran yang diberikan oleh para pendamping.
Pengalaman outing itu sungguh sangat menarik terutama bagi peserta IYD yang datang ke tempat itu. Terlihat mereka sangat antusias untuk mendengarkan dan mengikuti semua arahan yang disampaikan oleh pemateri. Tanpa terasa waktu untuk berkunjung pun habis. Lalu, outing ke Pura Puseh Dese Dharma Sari itu diakhiri dengan mengajak seluruh peserta IYD menari di lapangan pura bersama dengan pemuda-pemudi Hindu dan seluruh umat Hindu yang hadir saat itu. **Priska Tarigan